Recent Articles
Home » Archives for 2013
Sunday, October 27, 2013
Tugu Pertigaan Wonotunggal
Kabupaten Batang
Tugu Pertigaan Wonotunggal merupakan salah satu penanda/landmark yang ada di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Tugu yang desainnya terkesan kuno tersebut terletak dipertigaan yang menjadi persimpangan jalan Kolektor Batang-Bandar dan Warungasem- Bandar.
Tugu tersebut juga menjadi salah satu penanda bahwa orang yang melihat sudah berada di pusat Ibu Kota Kecamatan Wonotunggal. Di pagi hari, khususnya hari minggu dan hari libur lainnya, kawasan pertigaan utama Wonotunggal tersebut ramai dengan aktivitas jual-beli serta jasa lainnya.
Kondisi saat ini, Tugu Pertigaan Wonotunggal belum tertata dengan rapi, terdapat papan reklame serta baliho, spanduk, bendera ataupun umbul-umbul yang dipasang tanpa memperhatikan faktor ekstetika.
Untuk ke depannya diharapkan kawasan pertigaan utama Wonotunggal tersebut ditata dengan tetap mempertahankan keberadaan tugu itu dengan ditambah ornament-ornamen yang lain seperti taman sehingga lebih kelihatan cantik dan asri
Monday, October 14, 2013
Kabupaten Rembang
Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabuupaten di Jawa Tengah yang dilalui jalur tranportasii utama Pulau Jawa, yaitu Jalur Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura). Apabila dilihat dari letak astronomisnya, kabupaten ini berada pada 1110,00’- 1110,30’ BT dan 60,30’ – 70,00’ LS dan memiliki luas wilayah sebesar 1014,08 km2. Secara administratif yang terlatak di bagian utara Pulau Jawa ini terdiri dari 14 kecamatan, yang dibagi lagi atas 287 desa dan 7 kelurahan, dimana pusat pemerintahannya terletak di Kecamatan Rembang. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain: Kecamatan Sumber, Kecamatan Bulu, Kecamatan Gunem, Kecamatan Sale, Kecamatan Sarang, Kecamatan Sedan, Kecamatan Pamotan, Kecamatan Sulang, Kecamatan Kaliori, Kecamatan Rembang, Kecamatan Pancur, Kecamatan Kragan, Kecamatan Sluke dan Kecamatan Lasem.
Adapun batas administratif Kabupaten Rembang, yaitu :
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Timur : Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur
- Sebelah Barat : Kabupaten Pati
- Sebelah Selatan : Kabupaten Blora
Kondisi Topografi dan Morfologi Kabupaten Rembang
Topografi merupakan suatu ilmu tentang bentuk permukaan bumi yang menunjukkan dataran, sungai, danau, gunung, bukit, dan hasil kebudayaan manusia. Kondisi topografi suatu wilayah dapat digambarkan melalui bentang alam dan kelerengannya. Sebagian besar wilayah kabupaten yang berada di jalur transportasi utama Pantura Pulau jawa ini 46,39% berada pada ketinggian 25- 100 meter dipermukaan air laut, sebesar 300,42% berada pada ketinggain 100- 500 meter dan sisanya berada pada ketinggian 0- 25 m dan 500- 100 meter. Kondisi topografi di wilayah ini terdiri dari topografi datar, pegunungan dan berbukit. Daerah sebelah utara merupakan pantai dengan bentang sepanjang 60 km, bagian tengah merupakan pegunungan atau dataran tinggi. Hal ini menyebabkan kemiringan lahan bervariasi dari 0- 40%. Disebelah selatan berbukit, bergunung dengan lereng yang cukup curam dan semakin ke utara relatif landai antara 0%- 15%. Kelerengan yang ada terdiri dari beberapa tingkat kelerengan, yaitu 0- 2% seluas 45.205 Ha, 2- 15% seluas 33.233 Ha, 15- 40% seluas 13.980 Ha, dan sisanya 4,86% merupakan kelerengan > 40%.
Jenis Tanah Kabupaten Rembang
Sebagian besar wilayah kabupaten yang terkenal dengan hasil lautnya tersebut merupakan daerah pertanian yang cukup berpotensi karena memiliki jenis tanah aluvial yaitu jenis tanah yang cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian karena tanahnya yang subur banyak mengandung unsur hara. Terdapat berbagai macam jenis tanah dimana sekitar 10% merupakan jenis tanah aluvial, mediteran 45%, grumosol 32%, regosol 5% dan andosol 8%. Jenis tanah medeteran dan grumosol merupakan jenis tanah yang paling banyak yaitu 45% dan 32%.
Kondisi Hidrologi Kabupaten Rembang
Curah hujan yang ada termasuk katagori rendah dimana curah hujan rata- rata yaitu 18,24mm per hari dan memiliki sumber air berupa air permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan berupa sungai, bendungan, dan air laut. Terdapat sungai yang melewati Kabupaten ini antara lain Sungai Randugunting, Babagan, Karanggeneng, Kening, Telas, Kalipang, Sudo dan Sungai Patiyan. Untuk memanfaatkan air yang ada, di sepanjang aliran sungai-sungai tersebut dibangun 121 bendungan dan dibagi dalam 25 daerah irigasi, namun tidak selalu dialiri air sepanjang tahunnya.
Kondisi Geologi Kabupaten Rembang
Kabupaten ini memiliki berbagai macam kondisi geologi karena letaknya yang berbatasan dengan Laut Jawa dibagian utara dan pegunungan dibagian timur . dari berbagai macam kondisi geologi tersebut, wilayah ini memiliki berbagai macam kandungan mineral dan kaya akan unsur- unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Kandungan terbesar yaitu jenis alluvium yang meliputi luas 45.470.783 ha atau sekitar 44,84% dari luas wilayah kabupaten, kemudian potensi lainnya yaitu miosen fasies sedimen yaitu seluas 32.125.000 ha atau 31,68%, sedangkan bahan galian C berupa andesit, pasir kuarsa, kapur, trass, pospat, ball clay, dan gibsum tersebar diberbagai kecamatan.
Klimatologi Kabupaten Rembang
Klimatologi merupakan salah satu ilmu yang didefinisikan sebagai kondisi rata- rata selama periode waktu tertentu dalam suatu wilayah. Wilayah Kabupaten ini memiliki jenis iklim tropis dengan suhu maksimum tahunan sebesar 33°C dan suhu rata-rata 23°C. dengan bulan basah selama 4 sampai 5 bulan. sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan sedang sampai kering. Curah hujan yang ada termasuk sedang, yaitu rata-rata 502.36 mm/tahun.
Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Rembang
Pola penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah dan bukan sawah. Lahan kering terdiri dari tegalan, perkebunan, hutan negara, hutan rakyat, padang rumput, tambak, kolam, rawa, dan bangunan. Luas lahan sawah di Kabupaten inicukup luas, sehingga sektor pertanian khususnya tanaman bahan makanan menjadikan andalan utama dalam memenuhi kebutuhan hidup bagi masyarakat Rembang.
Kondisi Kependudukan Kabupaten Rembang
Jumlah penduduk yang ada, berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak 621.134 jiwa yang terdiri atas 309.564 jiwa penduduk laki-laki dan 311.570 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi penduduk tahun sebelumnya, penduduk Rembang mengalami pertumbuhan sebesar 0,69 %. Pertumbuhan penduduk terbesar ada di Kecamatan Rembang diikuti Kecamatan Kragan masing- masing sebesar 0,96 % dan 0,90%. Pada tahun 2015 kepadatan penduduk tertinggi berada di kecamatan Rembang dengan angka 1.519 per km2. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Bulu dengan angka 259 per km2, sehingga rata-rata kepadatan penduduk, yaitu 613 per km2.
Kondisi Perekonomian Kabupaten Rembang
Produksi barang dan jasa pada tahun 2015 sebesar 13,8 Trilyun (PDRB atas adsar harga berlaku). Postur perekonomian Rembang pada tahun 2015 masih mirip dengan tahun sebelumnya. Sumbangan utama berasal dari tiga lapangan usaha yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produksi barang dan jasa, yaitu lapangan usaha pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.
Perekonomian Kabupaten Rembang selama selang tahun 2011-2015 menunjukkan trend terus meningkat, dan pertumbuhan pada tahun 2015 merupakan pertumbahan tertinggi selama periode tersebut. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang pada tahun 2015 mencapai 5,49%.
Bencana Alam di Kabupaten Rembang
Jenis bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten ini adalah banjir, karena hampir disetiap kecamatan di wilayah ini mengalami banjir. Kecamatan Lasem merupakan wilayah yang paling sering mengalami bencana alam banjir dan juga merupakan kecamatan yang paling sering terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Kecamatan Pancur merupakan satu- satunya kecamatan yang aman karena tidak pernah terjadi bencana alam di kecamatan tersebut
Saturday, October 12, 2013
Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal
![]() |
Kecamatan kendal |
Kecamatan yang secara administratif masuk dalam lingkup wilayah Kabupaten kendal ini secara geografis Kecamatan kendal terletak pada 1090 54’ s/d 1090 59’ BT dan 60 32’ s/d 70 41’ LS dengan luas wilayah 27.50 Km2. Secara geografis Kecamatan kendal berbatasan langsung dengan :
- Batas Utara : Laut Jawa,
- Batas Selatan : Kecamatan Ngampel,
- Batas Barat : Kecamatan Patebon.
Jarak dari Kecamatan kendal ke beberapa kota:
- Kota Propinsi Jawa Tengah : 29 Km
- Kota Kabupaten Kendal : 0 Km
- Kota Kecamatan Pegandon : 10 Km
- Kota Kecamatan Patebon : 5 Km
- Kota Kecamatan Brangsong : 5 Km
Topografi
Secara umum topografi di Kecamatan kendal relatif datar dengan kemiringan lereng 0 – 2%, dan ketinggian tanah antara 0 – 4 m. Wilayah Kota Kecamatan Kendal sendiri yang berada di pesisir utara pulau Jawa dengan pola aliran air sejajar menuju ke pantai utara laut jawa. Kondisi tersebut sangat rawan terhadap bahaya banjir, terutama pada wilayah daerah cekungan disamping dengan daerah tangkapan air (catchment area). Selain itu, apabila banyak dilakukan pembangunan dengan perkerasan yang semakin mengurangi daerah tangkapan serta pendangkalan dan penyempitan aliran sungai akan semakin memperbesar kemungkinan terjadinya banjir di wilayah ini.
Jenis Tanah
Klasifikasi jenis tanah pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu klasifikasi teknis dan klasifikasi alami. Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang berpengaruh pada kemampuan tanah untuk penggunaan tertentu. Klasifikasi teknis sering disebut klasifikasi kemampuan atau kesesuaian lahan.
Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang berdasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar sifat fisik, kimia dan minerologi tiap-tiap tanah yang dapat digunakan sebagai dasar pengolahan untuk berbagai penggunaan lahan.
Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Kendal antara lain Alluvial yaitu jenis tanah yang bersifat hidromorf dan berwarna kelabu, coklat dan hitam dengan produktifitas rendah sampai tinggi dan digunakan untuk pertambakan, pertanian padi dan palawija, serta permukimandan asosiasi alluvial kelabu
Geologi
Secara garis besar pengolahan tanah yang terdapat di Kabupaten Kendal khususnya di Kecamatan Kendal terdiri dari Alluvium, di dataran pantai endapan sebagian besar terdiri dari lempung dan pasir dengan ketebalan yang berbeda – beda (50 m lebih). Di sepanjang sungai terdiri dari endapan kerikil dengan bongkah – bongkah yang terkumpul didasarnya ditutupi oleh pasir dan lanau dengan ketebalan 1 – 3 m. Sebagian besar tanah terdiri dari breksi gunung api andesit muda
Klimatologi
Letak geografis Kecamatan kendal yang berada pada 1090 54’ s/d 1090 59’ BT dan 60 32’ s/d 70 41’ LS, maka Kecamatan kendal termasuk beriklim tropis, dengan suhu udara pagi / siang hari 31°C dan sore / malam hari 26°C.
Banyaknya curah hujan di Kecamatan kendal pada tahun 2008 tertinggi pada bulan Februari sebesar 133 mm/bln dan terendah di bulan Juli sebesar 0 mm/bln, pada tahun 2009 tertinggi pada bulan Februari sebesar 873 mm/bln dan terendah di bulan Agustus-Oktober sebesar 0 mm/bln, pada tahun 2010 tertinggi pada bulan Januari sebesar 481 mm/bln dan terendah di bulan Juli sebesar 59 mm/bln , pada tahun 2011 tertinggi pada bulan Januari sebesar 437 mm/bln dan terendah di bulan Agustus sebesar 0 mm/bln. Dengan curah hujan rata-rata yaitu 1.587 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata 165 hari/th.
Bencana Alam dan Kerusakan Lingkungan
Kawasan rawan bencana yang ada di kawasan Kecamatan Kendal antara lain kawasan rawan bencana banjir, kawasan rawan bencana rob/abrasi dan rawan bencana gelombang pasang.
Wednesday, September 25, 2013
Balai Desa Wates Kecamatan Wonotunggal terletak di pinggir jalan penghubung Kota Pekalongan / Warungasem – Bandar yang merupakan salah satu jalan kolektor primer di Kabupaten Batang. Balai Desa Wates terletak di lokasi yang strategis karena selain berada di pinggir jalan utama juga berada di pusat keramaian yang dekat dengan sekolah dan berada di 3 persimpangan jalan. Di depan Balai desa terdapat tanah lapang yang saat ini difungsikan sebagai parkir kendaraan dan aktivitas masyarakat yang lain.
Sunday, September 15, 2013
Pepsi Blue
Pepsi Blue merupakan salah satu produk Minuman Ringan rasa kola berkarbonasi yang diproduksi oleh PepsiCo. Salah satu yang membedakan jenis minuman bersoda ini dengan minuman bersoda lainnya adalah warnanya, karena sangat jarang minuman bersoda berwarna biru seperti pepsi blue ini. Selain itu tentu saja adalah rasa. Banya penggemar pepsi blue menganggap bahwa minuman ini memiliki rasa yang unik sehingga layak untuk dijadikan sebagai minuman kegemaran.
Komposisi Pepsi Blue
Air berkarbonasi, CO2, Gula (mengandung pengawet Sulfur Dioksida), Kafein, Pengatur keasaman (Asam Sitrat dan Natrium Sitrat), Sekuestran Asam Fosfat, Perisa Artifisial Kola, Pengawet Natrium Benzoat, Pemantap Gum Arab, Pewarna Biru Berlian CL 42090, Pewarna Merah Alura CL 16095
Informasi Nilai Gizi Pepsi Blue
Dalam 1 takaran saji (200 ml) Pepsi Blue mengandung:
Energi total : 90 kkal
Lemak Total : 0 gr (0% AKG)
Lemak Jenuh : 0 gr (0% AKG)
Protein : 0 gr (0% AKG)
Karbohidrat total : 22gr (7% AKG)
Gula : 21 gr
Natrium : 50 mg (1% AKG)
Yang perlu dingat bahwa kandungan kafein yang ada didalam minuman ini sebesar 24mg/saji (gelas) dan batas maksimal tubuh kita dalam mengkonsumsi kafein adalah 150 mg/hari. Jadi maksimal dalam 1 hari kita hanya bisa mengkonsumsi Pepsi Blue sekitar 6 gelas.
Komposisi Pepsi Blue
Air berkarbonasi, CO2, Gula (mengandung pengawet Sulfur Dioksida), Kafein, Pengatur keasaman (Asam Sitrat dan Natrium Sitrat), Sekuestran Asam Fosfat, Perisa Artifisial Kola, Pengawet Natrium Benzoat, Pemantap Gum Arab, Pewarna Biru Berlian CL 42090, Pewarna Merah Alura CL 16095
Informasi Nilai Gizi Pepsi Blue
Dalam 1 takaran saji (200 ml) Pepsi Blue mengandung:
Energi total : 90 kkal
Lemak Total : 0 gr (0% AKG)
Lemak Jenuh : 0 gr (0% AKG)
Protein : 0 gr (0% AKG)
Karbohidrat total : 22gr (7% AKG)
Gula : 21 gr
Natrium : 50 mg (1% AKG)
Yang perlu dingat bahwa kandungan kafein yang ada didalam minuman ini sebesar 24mg/saji (gelas) dan batas maksimal tubuh kita dalam mengkonsumsi kafein adalah 150 mg/hari. Jadi maksimal dalam 1 hari kita hanya bisa mengkonsumsi Pepsi Blue sekitar 6 gelas.
Katagori:
Minuman Buah Elektrolit Kesehatan Soda Tradisional Teh
Makanan Buah jajanan Kesehatan Kue Mie Tradisional
Minuman Buah Elektrolit Kesehatan Soda Tradisional Teh
Makanan Buah jajanan Kesehatan Kue Mie Tradisional
Sunday, September 8, 2013
Puskesmas Wonotunggal

Monday, August 26, 2013
Pendopo Pusat Kelola Desa Organik
Karanggondang Jepara
Karanggondang merupakan salah satu Desa Di Kabupaten Jepara yang masuk dalam lingkup wilayah Kecamatan Mlonggo. Melalui kegiatan PLPBK, masyarakat Desa Karanggondang memiliki visi penataan lingkungan permukiman yaitu Terwujudnya Desa Karanggondang sebagai Desa Organik Terpadu yang Mandiri. Untuk mencapai visi tersebut di susun misi-misinya yang salah satunya adalah “Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukung”
Salah satu perwujudan dari misi di atas yaitu dengan membangun Pendopo yang nantinya akan dijadikan sebagai Pusat Kelola Pengembangan Desa Organik. Pendopo yang dibangun melalui Bantuan Langsung masyarakat (BLM) Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK) PNPM Mandiri Perkotaan ini berfungsi untuk tempat pertemuan, pelatihan atau tempat-tempat kebutuhan lain sesuai dengan aktivitas Desa Organik yang ingin dilakukan masyarakat.

Semoga dengan keberadaan Pendopo Pusat Kelola Desa Organik Desa karanggondang ini benar-benar dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di sana.
Friday, August 16, 2013
Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Hutan Kota Gelora Bumi Kartini di Jalan Jend. Anton Soedjarwo Jepara (sebelah utara Gelora Bumi Kartini) merupakan salah satu ruang terbuka hijau publik yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara. Keberadaan hutan kota yang masih baru ini selain untuk melengkapi keberadaan Taman Hutan Kota di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara juga sebagai upaya mewujudkan Kota Jepara sebagai kota hijau yang nyaman bagi penghuninya. Hutan Kota yang memiliki luas 1,95 hektar dan memiliki memiliki 72 jenis tanaman ini berada dalam pengelolaan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara.

Wednesday, August 7, 2013
Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang
Kecamatan Wonotunggal termasuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Batang yang terdiri dari 15 desa yaitu: Silurah, Sodong, Gringgingsari, Kedungmalang, Sendang, Wonotunggal, Brokoh, Wates, Brayo, Kemligi, Sigayam, Kreyo, Siwatu, Dringo dan Penangkan. Daerah ini membentang dari Utara ke Selatan dengan luas sekitar 52,35 km2 atau 6,63 % dari luas wilayah Kabupaten Batang. Batas administratif Kecamatan Wonotunggal antara lain: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan, sebelah Timur dengan Kecamatan Tulis dan Kecamatan Bandar serta sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Warungasem. Secara geografis, Kecamatan Wonotunggal terletak pada 109˚45’30˚ BT dan 07˚oo’25˚ LS.
Kecamatan yang berada di jalur utama Kota Batang - Bandar - Banjarnegara ini berada diketingian 238,5 m diatas permukaan laut dengan kemiringan lahan berkisar antara 0-8%, 8-25%, 25-40% dan >40%. Kelerengan dengan 0-8% terletak di bagian utara Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Kedungmalang, Desa Sendang, Desa Wonotunggak, Desa Brokoh, Desa Wates, Desa Broyo, Desa Kemligi, Desa Sigayam, Desa Kreyo, Desa Siwatu, Desa Penangkan, dan Desa Dringo. Sedangkan untuk kelerengan berkisar antara 8-25% terletak di sebagian kecil Desa Brokoh bagian selatan. Kelerengan 25-40% terletak di bagian selatan Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Gringgingsari, Desa Sodong dan Desa Silurah. Sedangkan untuk kelerengan >40% terletak di sebagian besar Desa Silurah bagian selatan
Sepanjang tahun 2011 curah hujan tertinggi yang terjadi di Kecamatan Wonotunggal 745 mm yang terjadi pada bulan Januari dengan banyaknya hari hujan adalah 24 hari. Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2000 2500 mm/tahun, 2500-3000 mm/tahun, 3000 – 3500mm/tahun, 3500-4000 mm/tahun, 4000-4500 mm/tahun, 4500 – 5000 mm/tahun
Kondisi sosial budaya masyarakat Wonotunggal pada dasarnya mengikuti kondisi sosial budaya Kabupaten Batang sangat dipengaruhi oleh budaya jawa dan Islam sebagai induk dari kebudayaan masyarakat Pulau Jawa. Sebagaimana karakteristik masyarakat yang hidup di pantura jawa terutama Jawa Tengah, pondok pesantren menjadi pusat kegiatan sosial budaya masyarakat. Pengasuh pondok Pesantren, tarutama kyai-kyai karismatik menjadi tokoh masyarakat yang dijadikan panutuan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku juga bagi santri maupun alumni pondok-pondok pesantren terutama yang dijadikan sebagai ”Kyai Kampung”, rata-rata status sosial mereka lebih tinggi daripada orang kebanyakan.
Kecamatan yang berada di jalur utama Kota Batang - Bandar - Banjarnegara ini berada diketingian 238,5 m diatas permukaan laut dengan kemiringan lahan berkisar antara 0-8%, 8-25%, 25-40% dan >40%. Kelerengan dengan 0-8% terletak di bagian utara Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Kedungmalang, Desa Sendang, Desa Wonotunggak, Desa Brokoh, Desa Wates, Desa Broyo, Desa Kemligi, Desa Sigayam, Desa Kreyo, Desa Siwatu, Desa Penangkan, dan Desa Dringo. Sedangkan untuk kelerengan berkisar antara 8-25% terletak di sebagian kecil Desa Brokoh bagian selatan. Kelerengan 25-40% terletak di bagian selatan Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Gringgingsari, Desa Sodong dan Desa Silurah. Sedangkan untuk kelerengan >40% terletak di sebagian besar Desa Silurah bagian selatan
Sepanjang tahun 2011 curah hujan tertinggi yang terjadi di Kecamatan Wonotunggal 745 mm yang terjadi pada bulan Januari dengan banyaknya hari hujan adalah 24 hari. Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2000 2500 mm/tahun, 2500-3000 mm/tahun, 3000 – 3500mm/tahun, 3500-4000 mm/tahun, 4000-4500 mm/tahun, 4500 – 5000 mm/tahun
Kondisi sosial budaya masyarakat Wonotunggal pada dasarnya mengikuti kondisi sosial budaya Kabupaten Batang sangat dipengaruhi oleh budaya jawa dan Islam sebagai induk dari kebudayaan masyarakat Pulau Jawa. Sebagaimana karakteristik masyarakat yang hidup di pantura jawa terutama Jawa Tengah, pondok pesantren menjadi pusat kegiatan sosial budaya masyarakat. Pengasuh pondok Pesantren, tarutama kyai-kyai karismatik menjadi tokoh masyarakat yang dijadikan panutuan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku juga bagi santri maupun alumni pondok-pondok pesantren terutama yang dijadikan sebagai ”Kyai Kampung”, rata-rata status sosial mereka lebih tinggi daripada orang kebanyakan.
Tuesday, July 23, 2013
Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu
Kecamatan Satui merupakan salah satu Kecamatan dalam wilayah adminsitratif Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Satui terdiri dari 16 desa, yaitu Desa Satui Timur, Desa Satui Barat, Desa Sungai Cuka, Desa Jombang, Desa Bukit Baru, Desa Sungai Danau, Desa Setarap, Desa Sekapuk, Desa Tegal Sari, Desa Sumber Makmur, Desa Wonorejo, Desa Sumber Arum, Desa Makmur Mulia, Desa Al Kautsar, Desa Sinar Bulan dan Desa Pendamaran Jaya.
Pembangunan di Satui sangat cepat, penghasilan penduduknya pun dapat dibilang tinggi karena Kota kecamatan tersebut berada di jalur strategis provinsi yang menghubungkan Banjarmasin-Tanah Bumbu-Kota Baru. Sebagian besar penduduknya merupakan pendatang dari daerah lain, sedangkan penduduk aslinya adalah orang dari Desa Satui Barat, atau yang biasa disebut Satui Kampung. Karena banyak terdapat bahan tambang berupa batu bara, maka banyak pula terdapat pertambangan di kawasan Kecamatan Satui. Penggunaan lahan di dominasi oleh hutan, kebun sawit dan pertambangan. Dimana penggunaan lahan pertambangan paling banyak berada di Sungai Danau. Sedangkan untuk penggunaan lahan pemukiman berada di sepanjang jalan utama di Kecamatan Satui.
Adapun batas wilayah Kecamatan Satui adalah:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kusan Hulu;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Angsana; dan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut.
Kecamatan Satui mempunyai ibukota Sungai Danau dengan luas wilayah sebesar 876,55 km2, dengan desa terluas adalah Desa Jombang yaitu 277,74 km2 dan desa yang mempunyai luasan terkecil adalah Desa Tegal Sari sebesar 3,60 km2.
Kondisi topografi kawasan ini cenderung datar karena berada pada daerah pantai. Ketinggian kawasan dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu ketinggian 0 – 150 meter dpl, ketinggian 150 – 350 meter dpl, ketinggian 350 – 625 meter dpl, dan ketinggian 625 – 1.225 meter dpl. Dari keempat bagian ketinggian tersebut, didominasi oleh ketinggian 0 – 150 meter dpl yang menyebar hampir seluruh wilayah Kecamatan dengan luas sebesar 82.787,74 hektar atau sekitar 94%. Dan secara hidrologi terdapat 2 (dua) Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yaitu DAS Satui dan DAS Kintap, dengan sungai – sungainya meliputi Sungai Satui , Sungai Danau, dan Sungai Setarap
Kondisi iklim di Kecamatan Satui pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Tanah Bumbu, dimana suhu udara berkisar antara 260C – 340C dengan curah hujan yang cukup rendah yaitu berkisar antara 18 mm – 21 mm. Kelembaban udara rata – rata berkisar antara 86 % - 93 % dengan kecepatan angin rata – rata sekitar 2 m/detik.
Jenis tanah yang ada terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu jenis tanah alluvial, podsolik merah kuning lato – lito, podsolik merah kuning laterik, dan latosol. Jenis tanah yang mendominasi di Kecamatan Satui ini adalah jenis tanah podsolik merah kuning laterik dengan luas 57.356,34 hektar atau sekitar 65,43 %
Wednesday, July 17, 2013
Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara
Kecamatan Pecangaan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Jepara yang memiliki luas wilayah 3.539,896 Ha atau sekitar 35,41 km2 dengan wilayah administrasi terdiri atas 12 desa. Jarak dari Kecamatan Pecangaan ke Ibukota Kabupaten Jepara adalah 15 km. Kecamatan ini terletak di sebelah Tenggara Ibukota Kabupaten Jepara dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kec. Kalinyamatan dan Kec. Batealit
Sebelah Barat : Kecamatan Kedung
Sebelah Utara : Kec. Tahunan dan Kec. Batealit
Sebelah Selatan : Kecamatan Batealit
Kecamatan ini memiliki posisi yang strategis, dilewati oleh jalan utama penghubung Jepara – Pati. Selain itu, Kecamatan Pecangaan dilalui oleh jalan lingkar yang berperan memecah pergerakan dalam dan luar kota. Posisi ini membuat kecamatan dengan potensi “Tenun Troso” ini berkembang cukup baik dan menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat di Kabupaten Jepara. Adapun pembagian administrasi wilayah Kecamatan Pecangaan adalah sebagai berikut:
Kecamatan Pecangaan memiliki kelerengan antara 2 – 17 %. Topografi seluruh Kecamatan Pecangaan merupakan dataran dengan ketinggian wilayah < 500 mdpl. Kondisi hidrologi di Kecamatan Pecangaan terdiri atas air tanah dan air permukaan. Adanya sungai-sungai besar seperti Sungai Troso dan Sungai Pecangaan menjadi salah satu sumber air/ hidrologi di kecamatan ini. Air bersih untuk masyarakat banyak berasal dari air tanah, dan menggunakan sumber air dari PDAM.
Kondisi iklim di Kecamatan Pecangaan dapat dilihat dari klimatologi Kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara termasuk dalam golongan iklim tipe D (sedang) dengan musim hujan dan kemarau silih berganti. Sementara temperatur rata – rata 25,72 oC dengan kelembaban rata – rata 5,87 %. Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Pecangaan didomonasi oleh jenis tanah latosol.
Penggunaan lahan di Kecamatan Pecangaan terdiri atas lahan sawah dan lahan kering (non sawah). Luas penggunaan lahan sawah di Kecamatan Pecangaan pada tahun 2010 adalah 1.536 Ha, sedangkan penggunaan lahan kering adalah 2.052,324 Ha.
Jumlah penduduk Kecamatan Pecangaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk sebesar 74.707 jiwa pada tahun 2007 menjadi 77.172 jiwa pada tahun 2010. Jika dihitung menurut tingkat pertumbuhan penduduk, maka terjadi peningkatan sebesar 0,03 % dalam kurun waktu 4 tahun tersebut.
Friday, April 12, 2013
Kecamatan Lasem
Kabupaten Rembang
Kecamatan Lasem merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Rembang dan merupakan kota terbesar kedua setelah Kecamatan Rembang. Lokasi Kecamatan ini berada di sebelah timur Kecamatan Rembang dan dilalui oleh jalur Pantai Utara (Semarang-Surabaya) sehingga memiliki posisi yang strategis dari segi ekonomi dan infrastruktur. Kecamatan yang berada di pesisir pantai Laut Jawa ini memiliki luas 4.503,8 hektar dengan 26,71% merupakan lahan sawah dan 73,29% adalah lahan kering. Kondisi topografi Kecamatan Lasem relatif datar yaitu 0-40%. Adapun batas administrasi Kecamatan Lasem adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kecamatan Sluke
Sebelah Selatan : Kecamatan Pancur
Sebelah Barat : Kecamatan Rembang
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kecamatan Sluke
Sebelah Selatan : Kecamatan Pancur
Sebelah Barat : Kecamatan Rembang
Secara administratif Kecamatan Lasem terdiri dari 20 desa yaitu Desa Karasgede, Jolotundo, Sumbergirang, Karangturi, Babagan, Dotokandang Gedongmulyo, Dasun, Soditan, Ngemplak, Selopuro, Sendangcoyo, Ngargomulyo, Kajar, Gowak, Sendangasri, Tasiksono, Sriombo, Bonang, dan Binangun. Setiap desa terbagi menjadi beberapa Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) masing-masing sejumlah 84 RW dan 226 RT.
Penggunaan lahan pada tahun 2012 sebagaimana dirilis dari data yang dikeluaran BPS Kabupaten Rembang terdiri atas lahan non sawah/kering sebesar 73,29% dan lahan sawah sebesar 26,71%. Penggunaan lahan sawah terdiri dari sawah irigasi teknis, setengah teknis, sederhana, non PU (desa), dan tadah hujan. Sedangkan untuk tanah kering terdiri atas bangunan, tegalan, tambak, rawa, hutan negara, dan lain-lain
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Lasem pada tahun 2012 berjumlah 47.757 jiwa. Untuk jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 23.815 jiwa dan 23.942 adalah penduduk perempuan. Serta Kecamatan Lasem memiliki sex ratio sebesar 99,47. Jumlah penduduk tersebut telah mengalami peningkatan 450 jiwa dari tahun 2011.
Penggunaan lahan pada tahun 2012 sebagaimana dirilis dari data yang dikeluaran BPS Kabupaten Rembang terdiri atas lahan non sawah/kering sebesar 73,29% dan lahan sawah sebesar 26,71%. Penggunaan lahan sawah terdiri dari sawah irigasi teknis, setengah teknis, sederhana, non PU (desa), dan tadah hujan. Sedangkan untuk tanah kering terdiri atas bangunan, tegalan, tambak, rawa, hutan negara, dan lain-lain
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Lasem pada tahun 2012 berjumlah 47.757 jiwa. Untuk jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 23.815 jiwa dan 23.942 adalah penduduk perempuan. Serta Kecamatan Lasem memiliki sex ratio sebesar 99,47. Jumlah penduduk tersebut telah mengalami peningkatan 450 jiwa dari tahun 2011.
Subscribe to:
Posts (Atom)