Recent Articles
Home » All posts
Sunday, September 8, 2013
Puskesmas Wonotunggal

Monday, August 26, 2013
Pendopo Pusat Kelola Desa Organik
Karanggondang Jepara
Karanggondang merupakan salah satu Desa Di Kabupaten Jepara yang masuk dalam lingkup wilayah Kecamatan Mlonggo. Melalui kegiatan PLPBK, masyarakat Desa Karanggondang memiliki visi penataan lingkungan permukiman yaitu Terwujudnya Desa Karanggondang sebagai Desa Organik Terpadu yang Mandiri. Untuk mencapai visi tersebut di susun misi-misinya yang salah satunya adalah “Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukung”
Salah satu perwujudan dari misi di atas yaitu dengan membangun Pendopo yang nantinya akan dijadikan sebagai Pusat Kelola Pengembangan Desa Organik. Pendopo yang dibangun melalui Bantuan Langsung masyarakat (BLM) Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK) PNPM Mandiri Perkotaan ini berfungsi untuk tempat pertemuan, pelatihan atau tempat-tempat kebutuhan lain sesuai dengan aktivitas Desa Organik yang ingin dilakukan masyarakat.

Semoga dengan keberadaan Pendopo Pusat Kelola Desa Organik Desa karanggondang ini benar-benar dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di sana.
Friday, August 16, 2013
Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Hutan Kota Gelora Bumi Kartini di Jalan Jend. Anton Soedjarwo Jepara (sebelah utara Gelora Bumi Kartini) merupakan salah satu ruang terbuka hijau publik yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara. Keberadaan hutan kota yang masih baru ini selain untuk melengkapi keberadaan Taman Hutan Kota di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara juga sebagai upaya mewujudkan Kota Jepara sebagai kota hijau yang nyaman bagi penghuninya. Hutan Kota yang memiliki luas 1,95 hektar dan memiliki memiliki 72 jenis tanaman ini berada dalam pengelolaan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara.

Wednesday, August 7, 2013
Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang
Kecamatan Wonotunggal termasuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Batang yang terdiri dari 15 desa yaitu: Silurah, Sodong, Gringgingsari, Kedungmalang, Sendang, Wonotunggal, Brokoh, Wates, Brayo, Kemligi, Sigayam, Kreyo, Siwatu, Dringo dan Penangkan. Daerah ini membentang dari Utara ke Selatan dengan luas sekitar 52,35 km2 atau 6,63 % dari luas wilayah Kabupaten Batang. Batas administratif Kecamatan Wonotunggal antara lain: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan, sebelah Timur dengan Kecamatan Tulis dan Kecamatan Bandar serta sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Warungasem. Secara geografis, Kecamatan Wonotunggal terletak pada 109˚45’30˚ BT dan 07˚oo’25˚ LS.
Kecamatan yang berada di jalur utama Kota Batang - Bandar - Banjarnegara ini berada diketingian 238,5 m diatas permukaan laut dengan kemiringan lahan berkisar antara 0-8%, 8-25%, 25-40% dan >40%. Kelerengan dengan 0-8% terletak di bagian utara Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Kedungmalang, Desa Sendang, Desa Wonotunggak, Desa Brokoh, Desa Wates, Desa Broyo, Desa Kemligi, Desa Sigayam, Desa Kreyo, Desa Siwatu, Desa Penangkan, dan Desa Dringo. Sedangkan untuk kelerengan berkisar antara 8-25% terletak di sebagian kecil Desa Brokoh bagian selatan. Kelerengan 25-40% terletak di bagian selatan Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Gringgingsari, Desa Sodong dan Desa Silurah. Sedangkan untuk kelerengan >40% terletak di sebagian besar Desa Silurah bagian selatan
Sepanjang tahun 2011 curah hujan tertinggi yang terjadi di Kecamatan Wonotunggal 745 mm yang terjadi pada bulan Januari dengan banyaknya hari hujan adalah 24 hari. Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2000 2500 mm/tahun, 2500-3000 mm/tahun, 3000 – 3500mm/tahun, 3500-4000 mm/tahun, 4000-4500 mm/tahun, 4500 – 5000 mm/tahun
Kondisi sosial budaya masyarakat Wonotunggal pada dasarnya mengikuti kondisi sosial budaya Kabupaten Batang sangat dipengaruhi oleh budaya jawa dan Islam sebagai induk dari kebudayaan masyarakat Pulau Jawa. Sebagaimana karakteristik masyarakat yang hidup di pantura jawa terutama Jawa Tengah, pondok pesantren menjadi pusat kegiatan sosial budaya masyarakat. Pengasuh pondok Pesantren, tarutama kyai-kyai karismatik menjadi tokoh masyarakat yang dijadikan panutuan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku juga bagi santri maupun alumni pondok-pondok pesantren terutama yang dijadikan sebagai ”Kyai Kampung”, rata-rata status sosial mereka lebih tinggi daripada orang kebanyakan.
Kecamatan yang berada di jalur utama Kota Batang - Bandar - Banjarnegara ini berada diketingian 238,5 m diatas permukaan laut dengan kemiringan lahan berkisar antara 0-8%, 8-25%, 25-40% dan >40%. Kelerengan dengan 0-8% terletak di bagian utara Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Kedungmalang, Desa Sendang, Desa Wonotunggak, Desa Brokoh, Desa Wates, Desa Broyo, Desa Kemligi, Desa Sigayam, Desa Kreyo, Desa Siwatu, Desa Penangkan, dan Desa Dringo. Sedangkan untuk kelerengan berkisar antara 8-25% terletak di sebagian kecil Desa Brokoh bagian selatan. Kelerengan 25-40% terletak di bagian selatan Kecamatan Wonotunggal yaitu Desa Gringgingsari, Desa Sodong dan Desa Silurah. Sedangkan untuk kelerengan >40% terletak di sebagian besar Desa Silurah bagian selatan
Sepanjang tahun 2011 curah hujan tertinggi yang terjadi di Kecamatan Wonotunggal 745 mm yang terjadi pada bulan Januari dengan banyaknya hari hujan adalah 24 hari. Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2000 2500 mm/tahun, 2500-3000 mm/tahun, 3000 – 3500mm/tahun, 3500-4000 mm/tahun, 4000-4500 mm/tahun, 4500 – 5000 mm/tahun
Kondisi sosial budaya masyarakat Wonotunggal pada dasarnya mengikuti kondisi sosial budaya Kabupaten Batang sangat dipengaruhi oleh budaya jawa dan Islam sebagai induk dari kebudayaan masyarakat Pulau Jawa. Sebagaimana karakteristik masyarakat yang hidup di pantura jawa terutama Jawa Tengah, pondok pesantren menjadi pusat kegiatan sosial budaya masyarakat. Pengasuh pondok Pesantren, tarutama kyai-kyai karismatik menjadi tokoh masyarakat yang dijadikan panutuan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku juga bagi santri maupun alumni pondok-pondok pesantren terutama yang dijadikan sebagai ”Kyai Kampung”, rata-rata status sosial mereka lebih tinggi daripada orang kebanyakan.
Tuesday, July 23, 2013
Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu
Kecamatan Satui merupakan salah satu Kecamatan dalam wilayah adminsitratif Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Satui terdiri dari 16 desa, yaitu Desa Satui Timur, Desa Satui Barat, Desa Sungai Cuka, Desa Jombang, Desa Bukit Baru, Desa Sungai Danau, Desa Setarap, Desa Sekapuk, Desa Tegal Sari, Desa Sumber Makmur, Desa Wonorejo, Desa Sumber Arum, Desa Makmur Mulia, Desa Al Kautsar, Desa Sinar Bulan dan Desa Pendamaran Jaya.
Pembangunan di Satui sangat cepat, penghasilan penduduknya pun dapat dibilang tinggi karena Kota kecamatan tersebut berada di jalur strategis provinsi yang menghubungkan Banjarmasin-Tanah Bumbu-Kota Baru. Sebagian besar penduduknya merupakan pendatang dari daerah lain, sedangkan penduduk aslinya adalah orang dari Desa Satui Barat, atau yang biasa disebut Satui Kampung. Karena banyak terdapat bahan tambang berupa batu bara, maka banyak pula terdapat pertambangan di kawasan Kecamatan Satui. Penggunaan lahan di dominasi oleh hutan, kebun sawit dan pertambangan. Dimana penggunaan lahan pertambangan paling banyak berada di Sungai Danau. Sedangkan untuk penggunaan lahan pemukiman berada di sepanjang jalan utama di Kecamatan Satui.
Adapun batas wilayah Kecamatan Satui adalah:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kusan Hulu;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Angsana; dan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut.
Kecamatan Satui mempunyai ibukota Sungai Danau dengan luas wilayah sebesar 876,55 km2, dengan desa terluas adalah Desa Jombang yaitu 277,74 km2 dan desa yang mempunyai luasan terkecil adalah Desa Tegal Sari sebesar 3,60 km2.
Kondisi topografi kawasan ini cenderung datar karena berada pada daerah pantai. Ketinggian kawasan dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu ketinggian 0 – 150 meter dpl, ketinggian 150 – 350 meter dpl, ketinggian 350 – 625 meter dpl, dan ketinggian 625 – 1.225 meter dpl. Dari keempat bagian ketinggian tersebut, didominasi oleh ketinggian 0 – 150 meter dpl yang menyebar hampir seluruh wilayah Kecamatan dengan luas sebesar 82.787,74 hektar atau sekitar 94%. Dan secara hidrologi terdapat 2 (dua) Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yaitu DAS Satui dan DAS Kintap, dengan sungai – sungainya meliputi Sungai Satui , Sungai Danau, dan Sungai Setarap
Kondisi iklim di Kecamatan Satui pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Tanah Bumbu, dimana suhu udara berkisar antara 260C – 340C dengan curah hujan yang cukup rendah yaitu berkisar antara 18 mm – 21 mm. Kelembaban udara rata – rata berkisar antara 86 % - 93 % dengan kecepatan angin rata – rata sekitar 2 m/detik.
Jenis tanah yang ada terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu jenis tanah alluvial, podsolik merah kuning lato – lito, podsolik merah kuning laterik, dan latosol. Jenis tanah yang mendominasi di Kecamatan Satui ini adalah jenis tanah podsolik merah kuning laterik dengan luas 57.356,34 hektar atau sekitar 65,43 %
Wednesday, July 17, 2013
Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara
Kecamatan Pecangaan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Jepara yang memiliki luas wilayah 3.539,896 Ha atau sekitar 35,41 km2 dengan wilayah administrasi terdiri atas 12 desa. Jarak dari Kecamatan Pecangaan ke Ibukota Kabupaten Jepara adalah 15 km. Kecamatan ini terletak di sebelah Tenggara Ibukota Kabupaten Jepara dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kec. Kalinyamatan dan Kec. Batealit
Sebelah Barat : Kecamatan Kedung
Sebelah Utara : Kec. Tahunan dan Kec. Batealit
Sebelah Selatan : Kecamatan Batealit
Kecamatan ini memiliki posisi yang strategis, dilewati oleh jalan utama penghubung Jepara – Pati. Selain itu, Kecamatan Pecangaan dilalui oleh jalan lingkar yang berperan memecah pergerakan dalam dan luar kota. Posisi ini membuat kecamatan dengan potensi “Tenun Troso” ini berkembang cukup baik dan menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat di Kabupaten Jepara. Adapun pembagian administrasi wilayah Kecamatan Pecangaan adalah sebagai berikut:
Kecamatan Pecangaan memiliki kelerengan antara 2 – 17 %. Topografi seluruh Kecamatan Pecangaan merupakan dataran dengan ketinggian wilayah < 500 mdpl. Kondisi hidrologi di Kecamatan Pecangaan terdiri atas air tanah dan air permukaan. Adanya sungai-sungai besar seperti Sungai Troso dan Sungai Pecangaan menjadi salah satu sumber air/ hidrologi di kecamatan ini. Air bersih untuk masyarakat banyak berasal dari air tanah, dan menggunakan sumber air dari PDAM.
Kondisi iklim di Kecamatan Pecangaan dapat dilihat dari klimatologi Kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara termasuk dalam golongan iklim tipe D (sedang) dengan musim hujan dan kemarau silih berganti. Sementara temperatur rata – rata 25,72 oC dengan kelembaban rata – rata 5,87 %. Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Pecangaan didomonasi oleh jenis tanah latosol.
Penggunaan lahan di Kecamatan Pecangaan terdiri atas lahan sawah dan lahan kering (non sawah). Luas penggunaan lahan sawah di Kecamatan Pecangaan pada tahun 2010 adalah 1.536 Ha, sedangkan penggunaan lahan kering adalah 2.052,324 Ha.
Jumlah penduduk Kecamatan Pecangaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk sebesar 74.707 jiwa pada tahun 2007 menjadi 77.172 jiwa pada tahun 2010. Jika dihitung menurut tingkat pertumbuhan penduduk, maka terjadi peningkatan sebesar 0,03 % dalam kurun waktu 4 tahun tersebut.
Friday, April 12, 2013
Kecamatan Lasem
Kabupaten Rembang
Kecamatan Lasem merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Rembang dan merupakan kota terbesar kedua setelah Kecamatan Rembang. Lokasi Kecamatan ini berada di sebelah timur Kecamatan Rembang dan dilalui oleh jalur Pantai Utara (Semarang-Surabaya) sehingga memiliki posisi yang strategis dari segi ekonomi dan infrastruktur. Kecamatan yang berada di pesisir pantai Laut Jawa ini memiliki luas 4.503,8 hektar dengan 26,71% merupakan lahan sawah dan 73,29% adalah lahan kering. Kondisi topografi Kecamatan Lasem relatif datar yaitu 0-40%. Adapun batas administrasi Kecamatan Lasem adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kecamatan Sluke
Sebelah Selatan : Kecamatan Pancur
Sebelah Barat : Kecamatan Rembang
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kecamatan Sluke
Sebelah Selatan : Kecamatan Pancur
Sebelah Barat : Kecamatan Rembang
Secara administratif Kecamatan Lasem terdiri dari 20 desa yaitu Desa Karasgede, Jolotundo, Sumbergirang, Karangturi, Babagan, Dotokandang Gedongmulyo, Dasun, Soditan, Ngemplak, Selopuro, Sendangcoyo, Ngargomulyo, Kajar, Gowak, Sendangasri, Tasiksono, Sriombo, Bonang, dan Binangun. Setiap desa terbagi menjadi beberapa Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) masing-masing sejumlah 84 RW dan 226 RT.
Penggunaan lahan pada tahun 2012 sebagaimana dirilis dari data yang dikeluaran BPS Kabupaten Rembang terdiri atas lahan non sawah/kering sebesar 73,29% dan lahan sawah sebesar 26,71%. Penggunaan lahan sawah terdiri dari sawah irigasi teknis, setengah teknis, sederhana, non PU (desa), dan tadah hujan. Sedangkan untuk tanah kering terdiri atas bangunan, tegalan, tambak, rawa, hutan negara, dan lain-lain
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Lasem pada tahun 2012 berjumlah 47.757 jiwa. Untuk jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 23.815 jiwa dan 23.942 adalah penduduk perempuan. Serta Kecamatan Lasem memiliki sex ratio sebesar 99,47. Jumlah penduduk tersebut telah mengalami peningkatan 450 jiwa dari tahun 2011.
Penggunaan lahan pada tahun 2012 sebagaimana dirilis dari data yang dikeluaran BPS Kabupaten Rembang terdiri atas lahan non sawah/kering sebesar 73,29% dan lahan sawah sebesar 26,71%. Penggunaan lahan sawah terdiri dari sawah irigasi teknis, setengah teknis, sederhana, non PU (desa), dan tadah hujan. Sedangkan untuk tanah kering terdiri atas bangunan, tegalan, tambak, rawa, hutan negara, dan lain-lain
Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Lasem pada tahun 2012 berjumlah 47.757 jiwa. Untuk jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 23.815 jiwa dan 23.942 adalah penduduk perempuan. Serta Kecamatan Lasem memiliki sex ratio sebesar 99,47. Jumlah penduduk tersebut telah mengalami peningkatan 450 jiwa dari tahun 2011.
Subscribe to:
Posts (Atom)